Tuesday, July 13, 2010

Profesi dokter

Setelah lama tidak ngeblog, jadi saya sudah diterima di FK Untar. Dan yep, pasti masuk sana *goodbye UI :(*

Walaupun belum masuk, sepertinya saya punya bayangan spesialis apakah yang kana saya ambil nanti. Untuk sekarang saya lebih condong ke dua pilihan : bedah & kulit.

Bedah. Kenapa bedah? Saya kan perempuan? Bagi saya tidak masalah. Takut sih agak, takut kalau menikah nanti anak jadi kurang perhatian dsb. Tapi memutuskan mejadi dokter sendiri menurut saya, saya sudah berkomitmen untuk membantu pasien. Dan yah, walaupun menjadi dokter bedah tidak mungkin tidak menghadapi kematian, tapi saya akan senang sekali kalau saya bisa membantu orang. Oh ya, yang ingin saya ambil adalah bedah umum.

Dermatologis. Orang bilang saya cocok menjadi dermatologis, karena katanya kulit saya bagus *bukan gr yaaaa*
Awalnya saya tidak mau, karena kurang membantu orang. tapi setelah research, saya jadi lumayan condong ke jurusan satu ini. Kenapa? Karena jaman sekarang banyak sekali orang, terutama perempuan, yang tidak pede dengan dirinya sendiri. Operasi lah sana sini. Padahal dengan operasi belum tentu ia menjadi cantik. Dan saya tidak ingin menjadi dermatologis yang asal kasih obat. Saya tidak akan menyebut siapa disini, tapi tahukah anda bahwa obat minum untuk mencegah timbul jerawat seperti Roaccutane itu berbahaya, khususnya untuk perempuan? Jangan salah, bahaya disini bisa sampai mandul, depresi sampai akhirnya bunuh diri, bahkan bisa sampai katarak! lebih jelasnya disini : http://accutanesideeffects.net/

Dan saya juga baru melihat, bahwa PTT sudah tidak diharuskan. Dan di sebuah web banyak yang komplain. Memang fasilitas di daerah tertinggal sangat minim, air bersih & makanan pun juga sangat minim Teman-teman saya yang mengambil kedokteran tidak ada yang mau ambil PTT. Saya pikir, kenapa tidak? Kasihan orang-orang di daerah terpencil itu. Mereka juga punya hak untuk sehat. Tapi sayangnya tidak memadai. Dan juga, seharusnya daerah terpencil itu lebih dikembangkan. Ayo nih, anak-anak jurusan lain :)

Kesimpulan, saya ingin menjadi dokter spesialis & saya bersedia PTT :)
Doakan ya semoga saya bisa sukses & tidak lupa daratan! :)

Sunday, June 6, 2010

Disney Princess : Kesehatan

Sleeping Beauty, Cinderella, Beauty & The Beast, Snow White, The Little Mermaid

Biasa dikenal sebagai seri Disney Princess, gadis-gadis kecil pun terhipnotis dengan film-film tersebut. Semua terlihat begitu indah, begitu cantik, begitu mempesona. Dan ya, saya juga termasuk salah satu dari mereka. Bukan rahasia kalau dulu semasa SD saya mengoleksi sejumlah film Disney, terutama animasinya, mulai dari yang terkenal macam yang saya sebutkan tadi sampai yang judulnya kurang familiar seperti Oliver & Company.

Tapi apakah mengkonsumsi film seperti itu sehat? Untuk beberapa orang, sehat-sehat saja. Tapi jangan salah karena banyak sekali gadis-gadis kecil yang hidup dengan terlalu banyak mengkonsumsi film-film tersebut. Hasilnya? Overdosis. Ketika dewasa, mereka cenderung menjadi terlalu naif atau seakan hidup di dunia sendiri. Bukan, bukan gila, tapi mungkin lebih seperti dunia di mana semua akan baik-baik saja. Tidak ada yang jahat.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan konsumen tetap Disney Princess tersebut, kecuali ia terlalu naif & mudah ditipu. Hal tersebutlah yang membawa masalah untuk mereka. Bukan hanya kemungkinan mereka untuk selamat di lingkungan sekolah, kerja dan sebagainya menjadi lebih minim, mautidak mau mereka harus selalu ditemani oleh orang-orang yang lebih realistis. Hal ini sangat sulit, apalagi di dunia kerja.

Memang bukan rahasia kalau semua orang, terutama perempuan, ingin menikah. Tapi karena slogan "Happily Ever After" yang biasa disajikan di akhir cerita film-film tersebut, terutama setelah si pemeran utama menikah, banyak perempuan yang yakin bahwa setelah menikah, semuanya akan baik-baik saja dan jalan ke depan semakin bersinar. Singkat kata, menikah adalah klimaks dalam hidup. Hal-hal yang tidak diinginkan macam KDRT merupakan pukulan yang sangat berat bagi mereka. Parahnya, mereka bisa stress level berat. Memang, siapa sih yang tidak stress ketika berhadapan dengan KDRT? Tapi pasti tentunya luka konsumen Disney Princess tersebut lebih dalam daripada orang biasa, secara mereka tidak pernah menyangka realita seperti itu adalah nyata.

Banyak yang memperdebatkan apakah show-show Disney, beserta Disneyland sendiri, sehat? Kalau menurut saya, sehat-sehat saja asal dikonsumsi dalam jumlah yang normal. Apapun, mau film Disney atau bukan, bahkan makanan, yang dikonsumsi secara berlebihan memang tidak bagus, jadi untuk apa mengkonsumsi secara berlebihan?

Monday, May 31, 2010

Genderisasi = Not exactly true

Hari ini tiba-tiba ramai dengan tweet-nya Safir Senduk yang bertuliskan:
Pria ingin Karir & Jabatan,Wanita cuma ingin Travelling & Melihat dunia.

Kesal sih pasti. Di tweet itu, Safir seperti memojokkan perempuan yang hanya bisa berleha-leha. Kata siapa?
Mungkin agak benar, tapi kalau begitu kenapa Sri Mulyani bisa sukses?
Dan wanita mungkin traveling untuk melepaskan rasa stress, memangnya dikira didatangi tamu bulanan enak?
Lagipula, hidup itu harus seimbang. Kerja & refreshing ya harus seimbang juga. Kalau kerja terus kita juga mengejar sesuatu yang tidak abadi kan? Ada saatnya seseorang harus beristirahat.

Dan lagipula, siapa yang bilang kalau wanita "serendah" itu?
Laki-laki bisa hebat karena ada wanita di belakangnya. Lagipula, ia lahir juga berkat wanita kan?

Perbedaan gender pasti ada, tapi tidak semua hal bisa dibedakan melalui gender.
Seperti paman saya misalnya, justru dia sedari SMP sudah suka sekali bertualang ala backpacker.
Motonya: selama masih di Indonesia, tidak usah takut nyasar.
Dan suka bertualang tidak menghalangi dia untuk menjadi kaya.

Intinya, saya tidak setuju dengan ucapan Safir.

Sunday, May 30, 2010

Setelah sekian lama ga nge-blog, ada beberapa hal yang menarik untuk diceritakan.

Pertama, beberapa teman saya sudah tahu tentang si MLM. Bukan maksud menjelekkan, saya hanya ingin bercerita ke seseorang. Mereka sempat kaget tentunya. Mengingat dulu saya dan si MLM memang sohib sejati -selera sama, kemana-mana saling mencari. Dulu tidak jarang orang yang mengira kami berdua satu SMA karena saking dekatnya.

Kedua, saya benci tes masuk. Benci sekali. Terutama yang menanyakan warga negara apa. Kalau biasanya hanya terdiri dari dua jawaban: WNI dan WNA, nah ini terdiri dari tujuh jawaban: WNI asli, WNI keturunan Mongoloid, WNI keturunan Australoid, WNI keturunan Negroid, WNI keturunan Caucasoid, WNI keturunan Melanesoid & WNA. Sangat fair bukan? Sempat patah semangat saya melihatnya.

Ketiga, kemarin dulu saya membeli sejumlah buku yang benar-benar membuat saya gembira sepanjang hari. Hei, buku itu adalah buku-buku mitologi dari berbagai negara. Bahkan saya mendapatkan buku tentang mitologi suku Winnebago. Dan sekarang, saya sedang sibuk mengoleksi buku-buku jaman dulu tentang folk tales, fairy tales & tentunya mitologi (lagi) dari berbagai negara. Dan tada! Saya mendapatkan buku The Handbook of Norse Mythology!

Keempat, rasa rasanya sih semangat saya sudah membaik. Doakan saja supaya tidak luntur (lagi) :)

Thursday, May 6, 2010

Saya benar-benar malu kepada diri sendiri sembari membaca Totto-chan's Journey.

Mengapa? Karena:

-Di saat saya masih bisa mengeluarkan uang 30 ribu untuk makan di s*laria dan berkata yah mau apa lagi wong uang cuman segitu, masih banyak anak di luar sana yang tidak bisa makan. Mereka kekurangan nutrisi sampai-sampai bergerak pun mereka susah. sedangkan di kamp penampungan makanan yang mereka dapat hanyalah tepung yang diberi air.

-Kadang saya suka melontarkan makian akan servis yang jelek. Saya ingat satu kali ketika Totto-chan ke India, ia bertemu dengan seorang anak yang terjangkit tetanus. Dokter mengatakan ia akan segera sembuh, dan Totto-cahn pun menyampaikan kabar gembira tersebut kepadanya (dalam bahasa Jepang). anak itu, yang untuk bergerak pun sudah susah, berusaha mengatakan sesuatu. Dengan susah payah ia menghabiskan kalimat yang ia tujukan untuk Totto-chan itu. Tau apa kalimatnya? "Aku berdoa untuk kebahagiaanmu."

-Di saat saya masih bisa berobat untuk wajah yang jerawatan ini, banyak anak terutama di Afrika sana yang kulitnya korengan. Dan mereka tidak punya apa-apa.

Kurang lebih, itulah yang saya dapat dari buku itu, secara belum saya lahap benar-benar buku itu. Saya jadi berpikir, betapa manjanya saya selama ini. Memang, di luar sana banyak yang lebih manja juga. Tapi hei, saya bukan mereka, yang tidak baik bukan untuk ditiru, tapi untuk dijadikan pelajaran untuk diri sendiri.

Wednesday, May 5, 2010

mlm di mata orang awam & bagaimana persahabatan saya hancur

MLM bisa membuat orang waras menjadi sakit. Bukan sakit biasa, melainkan sakit jiwa.

Setidaknya, itulah menurut saya.

Mulai dari kawan yang tiba-tiba getol menawari anda: "Kesempatan bisnis yang jarang sekali!", "Bagus sekali! Sangat inspiratif!", "Mengharukan! Harus nonton!"
Yah, penasaran dong seperti apa? Awalnya belum tahu itu MLM, tapi si kawan terus menerus menghantui anda, getol deh menelpon, sms, pokoknya benar-benar "hantu"!
Masih biasa saja? Saya juga begitu kok. Toh ini juga masih awal.

Lagi kelamaan gerah juga ditawari ini itu ini itu dengan cara yang sori yah, maksa banget. Pernah dengar hak asasi manusia, kawan?
Nyerah juga ya akhirnya datanglah ke salah satu seminarnya.

Begitu seminar dimulai saya tertawa dalam hati dan berkata dalam hati, "Keluarga harus tahu!"
Lho? Bagus dong?
TIDAK!!! Saya tertawa & berkata begitu karena saya ingat sebuah sekte sesat yang seluruh pengunjungnya terlihat bahagia, seakan mereka tengah berada di nirvana, dan seolah mereka semua yang di dalam gedung adalah teman senasib perjuangan yang siap membanu anda kapanpun anda butuh.
Itu KELIHATANNYA. Tapi karena saya terbiasa melihat orang-orang macam itu terutama penjilat sedari kecil, saya benar-benar tidak sempat tertipu. Dan karena saya sudah terbiasa menghadapi mereka, saya pun berlagak seperti mereka, tertawa sana-sini, tepuk tangan sana-sini. Gerah sekali deh melakukannya.

Bagaimana dengan seminarnya? Biasa saja tuh. Ga berbekas apa-apa malah. Apanya yang inspiratif? Apanya yang hebat?
Kalau yang macam itu inspiratif, boleh dong kakek saya jadi pembicara disitu? Setidaknya pembicara itu masih lulus sekolah, kakek saya tidak. Memang, keduanya jadi sangat hebat, tapi ya bedanya kakek saya meminjamkan uang dengan sangat tidak pamrih, dan ia mencari uang dengan cara yang halal. bukan tidak halal macam ini. lagipula, kakek saya benar-benar memulai dari nol alias tidak punya apa-apa. Lanjut, kita bukan sedang membicarakan kakek saya. Intinya, uang sebesar 45ribu untuk seminar macam itu sangat tidak worth it. Lebih bagus buku Totto-chan daripada seminar ini, lebih bagus My Name Is Khan daripada seminar ini, lebih bagus Patch Adams daripada seminar ini. Jadi, apa yang membuat seminar ini begitu "wah"? Tidak ada tuh. Yang ada kedengaran begitu "wah" karena yah, sori deh, pengikut-pengikut sekte sesat itu lebay LeBaY LEBAY!

Pokoknya, jadi di akhir seminar, saya diberi selembaran untuk ikut seminar selanjutnya dan jadi bagian dari mlm itu. Sampai sekarang kertas itu masih ada kok di tas saya. Jadi coretan.

Kawan saya pun meminjamkan cd, buku dan sebagainya seputar mlm itu. Sungguh "hantu" dia! Di sms secara non stop, di telepon secara non stop. Capek pek pek! Untungnya saya ini agak lemot, makanya setiap kali telepon genggam saya berbunyi, saya tidak angkat alias tidak sadar. Dan si kawan ini terus menanyakan bagaimana bagaimana bagaimana. Boro-boro menanyakan bagaimana kabarmu bla bla bla, lah ini bagaiman sudah dengar CDnya!? Ingin deh jedot-jedotin kepalanya ke tembok!

Intinya, karena ada urusan yang melibatkan teman kakak saya dengan dia, yang bikin saya & kakak saya pusing setengah mati karena keduanya sama saja, gila dan reseh, akhirnya mau tidak mau saya menemui dia. Malessss banget. Begitu melihat muka dia rasanya sudah ingin menghela napas saja. Kemana kawanku yang dulu..

Akhirnya saya bilang saya tidak mau ikut, tidak sreg. Masih nanya lagi ga sreg kenapa. Plis lah ya! Ya sudah, acara makan siang pun berlalu damai. Eh tahu-tahu, setelah dia selesai makan dia menawarkan produknya bo! Suplemen ini lah bagus bla bla bla. Saya pun menanggapi, minum suplemen kebanyakan kan juga tidak bagus. Dia bilang oh ini organik banget! Jadi ga mungin deh ginjal bermasalah bla bla bla. Saya tanggapi lagi tapi kan kalau minum obat kebanyakan bisa diatasi dengan minum air yang banyak, supaya ginjal sehat. Ia pun terdiam, "iya sih." Jangan kira ia berhenti sampai di situ, masih lanjuutttttt!!!! Berbagai produk ia tawarkan, muali dari odol, ikan teri (yes!Ikan teri!), abon sampai kosmetik. Yang paling bodoh adalah yang odol, katanya "ga mungkin deh sariawan pakai odol ini!"Karena sudah terlalu malas menjawabi, saya fokus saja main-main es di gelas saya. Saya agak ingin tertawa sebenarnya, gitu deh kalau orang tidak pernah belajar IPA disuruh ngomong banyak tentang produk kesehatan. Ngasal alias ga nyambung! Baru tahu saya sariawan disebabkan oleh odol. Ada yang pernah tahu?

Sekesal-kesalnya, dalam hati saya sedih juga. Susah sekali menemui teman yang (tadinya) punya visi dan misi sama seperti itu. Dan akhirnya, kawan saya pun lebih memilih uang daripada saya. Sampai sekarang, kami hampir tidak pernah berbicara & kalaupun berbicara, itu saya yang berinisiatif duluan.

MLM oh MLM, ingin kuhancurkan dirimu. Banyak sekali hubungan yang rusak karena dirimu.

Kadang saya berpikir, tidak mungkin saya menjadi orang seperti itu. Yah, tapi siapa yang tahu? Teman saya, baru juga masuk kedokteran di UI, sudah sombongnya setengah mati. Dia bilang, jurusan saya tidak berbobot. Padahal, menulis indah pun ia tidak becus. Lebih-lebih menggambar. Semoga saya tidak akan menjadi orang-orang itu. Tapi saya hanya bisa berdoa setiap hari supaya walaupun saya sukses nanti, kaki saya masih menapak di bumi.

Totto-chan's children

So I've been reading Totto-chan since yesterday. It was really inspirational & I was moved. I mean, how great it was of Mr Kobayashi to understand children like that. He's a great man, really.

Anyway, I continued reading some more of Tetsuko Kuroyanagi's. the second one titled Totto-chan's children. I've just turned a few pages & God! it really got me crying. I mean, I so wanna do social things when I grow up, and this book really opens my eyes. The world needs more people like Tetsuko. I mean, she's a strong woman & she has a good heart! Even though she's the daughter of a violinist & concert master, and yes, she's internationally famous & she's an actress, she's really down to earth. Such a great role model, she is. Back to the book itself, it was really sad to know that there are lots of people out there who's struggling for food & even a new born child can't even cry or smile. They didn't even have the power to move to get rid off the flies.

I'm ashamed of myself. I mean, here I am, sitting in front of the computer, typing these words.
I'm so gonna be a doctor. And I'm so gonna help them, later on. Wish me luck, okay?

Cheers,
A