mlm di mata orang awam & bagaimana persahabatan saya hancur
MLM bisa membuat orang waras menjadi sakit. Bukan sakit biasa, melainkan sakit jiwa.
Setidaknya, itulah menurut saya.
Mulai dari kawan yang tiba-tiba getol menawari anda: "Kesempatan bisnis yang jarang sekali!", "Bagus sekali! Sangat inspiratif!", "Mengharukan! Harus nonton!"
Yah, penasaran dong seperti apa? Awalnya belum tahu itu MLM, tapi si kawan terus menerus menghantui anda, getol deh menelpon, sms, pokoknya benar-benar "hantu"!
Masih biasa saja? Saya juga begitu kok. Toh ini juga masih awal.
Lagi kelamaan gerah juga ditawari ini itu ini itu dengan cara yang sori yah, maksa banget. Pernah dengar hak asasi manusia, kawan?
Nyerah juga ya akhirnya datanglah ke salah satu seminarnya.
Begitu seminar dimulai saya tertawa dalam hati dan berkata dalam hati, "Keluarga harus tahu!"
Lho? Bagus dong?
TIDAK!!! Saya tertawa & berkata begitu karena saya ingat sebuah sekte sesat yang seluruh pengunjungnya terlihat bahagia, seakan mereka tengah berada di nirvana, dan seolah mereka semua yang di dalam gedung adalah teman senasib perjuangan yang siap membanu anda kapanpun anda butuh.
Itu KELIHATANNYA. Tapi karena saya terbiasa melihat orang-orang macam itu terutama penjilat sedari kecil, saya benar-benar tidak sempat tertipu. Dan karena saya sudah terbiasa menghadapi mereka, saya pun berlagak seperti mereka, tertawa sana-sini, tepuk tangan sana-sini. Gerah sekali deh melakukannya.
Bagaimana dengan seminarnya? Biasa saja tuh. Ga berbekas apa-apa malah. Apanya yang inspiratif? Apanya yang hebat?
Kalau yang macam itu inspiratif, boleh dong kakek saya jadi pembicara disitu? Setidaknya pembicara itu masih lulus sekolah, kakek saya tidak. Memang, keduanya jadi sangat hebat, tapi ya bedanya kakek saya meminjamkan uang dengan sangat tidak pamrih, dan ia mencari uang dengan cara yang halal. bukan tidak halal macam ini. lagipula, kakek saya benar-benar memulai dari nol alias tidak punya apa-apa. Lanjut, kita bukan sedang membicarakan kakek saya. Intinya, uang sebesar 45ribu untuk seminar macam itu sangat tidak worth it. Lebih bagus buku Totto-chan daripada seminar ini, lebih bagus My Name Is Khan daripada seminar ini, lebih bagus Patch Adams daripada seminar ini. Jadi, apa yang membuat seminar ini begitu "wah"? Tidak ada tuh. Yang ada kedengaran begitu "wah" karena yah, sori deh, pengikut-pengikut sekte sesat itu lebay LeBaY LEBAY!
Pokoknya, jadi di akhir seminar, saya diberi selembaran untuk ikut seminar selanjutnya dan jadi bagian dari mlm itu. Sampai sekarang kertas itu masih ada kok di tas saya. Jadi coretan.
Kawan saya pun meminjamkan cd, buku dan sebagainya seputar mlm itu. Sungguh "hantu" dia! Di sms secara non stop, di telepon secara non stop. Capek pek pek! Untungnya saya ini agak lemot, makanya setiap kali telepon genggam saya berbunyi, saya tidak angkat alias tidak sadar. Dan si kawan ini terus menanyakan bagaimana bagaimana bagaimana. Boro-boro menanyakan bagaimana kabarmu bla bla bla, lah ini bagaiman sudah dengar CDnya!? Ingin deh jedot-jedotin kepalanya ke tembok!
Intinya, karena ada urusan yang melibatkan teman kakak saya dengan dia, yang bikin saya & kakak saya pusing setengah mati karena keduanya sama saja, gila dan reseh, akhirnya mau tidak mau saya menemui dia. Malessss banget. Begitu melihat muka dia rasanya sudah ingin menghela napas saja. Kemana kawanku yang dulu..
Akhirnya saya bilang saya tidak mau ikut, tidak sreg. Masih nanya lagi ga sreg kenapa. Plis lah ya! Ya sudah, acara makan siang pun berlalu damai. Eh tahu-tahu, setelah dia selesai makan dia menawarkan produknya bo! Suplemen ini lah bagus bla bla bla. Saya pun menanggapi, minum suplemen kebanyakan kan juga tidak bagus. Dia bilang oh ini organik banget! Jadi ga mungin deh ginjal bermasalah bla bla bla. Saya tanggapi lagi tapi kan kalau minum obat kebanyakan bisa diatasi dengan minum air yang banyak, supaya ginjal sehat. Ia pun terdiam, "iya sih." Jangan kira ia berhenti sampai di situ, masih lanjuutttttt!!!! Berbagai produk ia tawarkan, muali dari odol, ikan teri (yes!Ikan teri!), abon sampai kosmetik. Yang paling bodoh adalah yang odol, katanya "ga mungkin deh sariawan pakai odol ini!"Karena sudah terlalu malas menjawabi, saya fokus saja main-main es di gelas saya. Saya agak ingin tertawa sebenarnya, gitu deh kalau orang tidak pernah belajar IPA disuruh ngomong banyak tentang produk kesehatan. Ngasal alias ga nyambung! Baru tahu saya sariawan disebabkan oleh odol. Ada yang pernah tahu?
Sekesal-kesalnya, dalam hati saya sedih juga. Susah sekali menemui teman yang (tadinya) punya visi dan misi sama seperti itu. Dan akhirnya, kawan saya pun lebih memilih uang daripada saya. Sampai sekarang, kami hampir tidak pernah berbicara & kalaupun berbicara, itu saya yang berinisiatif duluan.
MLM oh MLM, ingin kuhancurkan dirimu. Banyak sekali hubungan yang rusak karena dirimu.
Kadang saya berpikir, tidak mungkin saya menjadi orang seperti itu. Yah, tapi siapa yang tahu? Teman saya, baru juga masuk kedokteran di UI, sudah sombongnya setengah mati. Dia bilang, jurusan saya tidak berbobot. Padahal, menulis indah pun ia tidak becus. Lebih-lebih menggambar. Semoga saya tidak akan menjadi orang-orang itu. Tapi saya hanya bisa berdoa setiap hari supaya walaupun saya sukses nanti, kaki saya masih menapak di bumi.
Setidaknya, itulah menurut saya.
Mulai dari kawan yang tiba-tiba getol menawari anda: "Kesempatan bisnis yang jarang sekali!", "Bagus sekali! Sangat inspiratif!", "Mengharukan! Harus nonton!"
Yah, penasaran dong seperti apa? Awalnya belum tahu itu MLM, tapi si kawan terus menerus menghantui anda, getol deh menelpon, sms, pokoknya benar-benar "hantu"!
Masih biasa saja? Saya juga begitu kok. Toh ini juga masih awal.
Lagi kelamaan gerah juga ditawari ini itu ini itu dengan cara yang sori yah, maksa banget. Pernah dengar hak asasi manusia, kawan?
Nyerah juga ya akhirnya datanglah ke salah satu seminarnya.
Begitu seminar dimulai saya tertawa dalam hati dan berkata dalam hati, "Keluarga harus tahu!"
Lho? Bagus dong?
TIDAK!!! Saya tertawa & berkata begitu karena saya ingat sebuah sekte sesat yang seluruh pengunjungnya terlihat bahagia, seakan mereka tengah berada di nirvana, dan seolah mereka semua yang di dalam gedung adalah teman senasib perjuangan yang siap membanu anda kapanpun anda butuh.
Itu KELIHATANNYA. Tapi karena saya terbiasa melihat orang-orang macam itu terutama penjilat sedari kecil, saya benar-benar tidak sempat tertipu. Dan karena saya sudah terbiasa menghadapi mereka, saya pun berlagak seperti mereka, tertawa sana-sini, tepuk tangan sana-sini. Gerah sekali deh melakukannya.
Bagaimana dengan seminarnya? Biasa saja tuh. Ga berbekas apa-apa malah. Apanya yang inspiratif? Apanya yang hebat?
Kalau yang macam itu inspiratif, boleh dong kakek saya jadi pembicara disitu? Setidaknya pembicara itu masih lulus sekolah, kakek saya tidak. Memang, keduanya jadi sangat hebat, tapi ya bedanya kakek saya meminjamkan uang dengan sangat tidak pamrih, dan ia mencari uang dengan cara yang halal. bukan tidak halal macam ini. lagipula, kakek saya benar-benar memulai dari nol alias tidak punya apa-apa. Lanjut, kita bukan sedang membicarakan kakek saya. Intinya, uang sebesar 45ribu untuk seminar macam itu sangat tidak worth it. Lebih bagus buku Totto-chan daripada seminar ini, lebih bagus My Name Is Khan daripada seminar ini, lebih bagus Patch Adams daripada seminar ini. Jadi, apa yang membuat seminar ini begitu "wah"? Tidak ada tuh. Yang ada kedengaran begitu "wah" karena yah, sori deh, pengikut-pengikut sekte sesat itu lebay LeBaY LEBAY!
Pokoknya, jadi di akhir seminar, saya diberi selembaran untuk ikut seminar selanjutnya dan jadi bagian dari mlm itu. Sampai sekarang kertas itu masih ada kok di tas saya. Jadi coretan.
Kawan saya pun meminjamkan cd, buku dan sebagainya seputar mlm itu. Sungguh "hantu" dia! Di sms secara non stop, di telepon secara non stop. Capek pek pek! Untungnya saya ini agak lemot, makanya setiap kali telepon genggam saya berbunyi, saya tidak angkat alias tidak sadar. Dan si kawan ini terus menanyakan bagaimana bagaimana bagaimana. Boro-boro menanyakan bagaimana kabarmu bla bla bla, lah ini bagaiman sudah dengar CDnya!? Ingin deh jedot-jedotin kepalanya ke tembok!
Intinya, karena ada urusan yang melibatkan teman kakak saya dengan dia, yang bikin saya & kakak saya pusing setengah mati karena keduanya sama saja, gila dan reseh, akhirnya mau tidak mau saya menemui dia. Malessss banget. Begitu melihat muka dia rasanya sudah ingin menghela napas saja. Kemana kawanku yang dulu..
Akhirnya saya bilang saya tidak mau ikut, tidak sreg. Masih nanya lagi ga sreg kenapa. Plis lah ya! Ya sudah, acara makan siang pun berlalu damai. Eh tahu-tahu, setelah dia selesai makan dia menawarkan produknya bo! Suplemen ini lah bagus bla bla bla. Saya pun menanggapi, minum suplemen kebanyakan kan juga tidak bagus. Dia bilang oh ini organik banget! Jadi ga mungin deh ginjal bermasalah bla bla bla. Saya tanggapi lagi tapi kan kalau minum obat kebanyakan bisa diatasi dengan minum air yang banyak, supaya ginjal sehat. Ia pun terdiam, "iya sih." Jangan kira ia berhenti sampai di situ, masih lanjuutttttt!!!! Berbagai produk ia tawarkan, muali dari odol, ikan teri (yes!Ikan teri!), abon sampai kosmetik. Yang paling bodoh adalah yang odol, katanya "ga mungkin deh sariawan pakai odol ini!"Karena sudah terlalu malas menjawabi, saya fokus saja main-main es di gelas saya. Saya agak ingin tertawa sebenarnya, gitu deh kalau orang tidak pernah belajar IPA disuruh ngomong banyak tentang produk kesehatan. Ngasal alias ga nyambung! Baru tahu saya sariawan disebabkan oleh odol. Ada yang pernah tahu?
Sekesal-kesalnya, dalam hati saya sedih juga. Susah sekali menemui teman yang (tadinya) punya visi dan misi sama seperti itu. Dan akhirnya, kawan saya pun lebih memilih uang daripada saya. Sampai sekarang, kami hampir tidak pernah berbicara & kalaupun berbicara, itu saya yang berinisiatif duluan.
MLM oh MLM, ingin kuhancurkan dirimu. Banyak sekali hubungan yang rusak karena dirimu.
Kadang saya berpikir, tidak mungkin saya menjadi orang seperti itu. Yah, tapi siapa yang tahu? Teman saya, baru juga masuk kedokteran di UI, sudah sombongnya setengah mati. Dia bilang, jurusan saya tidak berbobot. Padahal, menulis indah pun ia tidak becus. Lebih-lebih menggambar. Semoga saya tidak akan menjadi orang-orang itu. Tapi saya hanya bisa berdoa setiap hari supaya walaupun saya sukses nanti, kaki saya masih menapak di bumi.

0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home