Thursday, April 30, 2009

ego dan kehidupan

orang tua saya seneng banget saya keterima di kedokteran untar. well, who doesn't? mimpi orang tua saya beserta kung2 po2 saya adalah (kalau papa mama) pengen ada anaknya yang jadi dokter (kalo kung2 po2) pengen ada cucunya yang jadi dokter. yah setelah 1 1/2 tahun saya boleh dibilang fooling around di interior design *yang semakin lama semakin saya rasa saya ga ada bakat disana* pada akhirnya saya nyerah juga dan ambil kedokteran.

nah, pembicaraan menuju ke sebuah pembicaraan dimana mama saya ngomong kalo kokonya kiume (tante) saya itu dokter dan dulu umur papanya kiume saya boleh dibilang diperpanjang sama anaknya sendiri. padahal papanya itu udah ga bisa ngapa-ngapain, ngomong pun udah ga bisa. dan kata mama lagi, orang2 pada bilang untung ada anaknya ngobatin papanya, kalo ngga umur papanya bakal lebih pendek.

dan saya kurang setuju dengan ucapan itu.

kenapa? okelah kalao dibilang lumayan bisa tambah umur papanya. tapi kan papanya gak bisa ngomong? dan apakah papanya mau umurnya diperpanjang begitu? masalahnya, kata mama saya, papanya itu sering nangis karena ga bisa ngomong. kalau boleh jujur, kalau saya berada di posisi papanya, yang posisinya saat itu istrinya udah meninggal dan di rumah hanya ditemani pembantu, saya bakal pilih anak saya supaya ga ngobatin saya. karena gini, ga berkomunikasi sama orang itu bukannya sakit ya? dia pengen ngomong, cuma gak bisa.

saya bilang begitu ke mama saya. kalau kata mama saya, "malu kalau papanya sampai mati, anaknya pasti ga dipercaya sama orang2."  maksudnya, masa ngobatin orang tua sendiri aja gak bisa. bagi saya, bukankah itu cuma sebuah ego?

walaupun kalau saya di posisi anaknya, saya juga bakal kebingungan. saya kasihan sama papa saya kalau ia sampai begitu, tapi saya gak bisa denger suaranya. andaikan papa saya memilih untuk tidak ditolong, apakah saya akan nurutin? 

tapi kalau ia tidak berbicara apa2 tapi sebenarnya ia kesakitan, ingin menyudahi saja hidupnya itu, dimana saya tidak bis dengar, apakah saya akan tetp menolongnya?

kalau sekarang, saya pilih yang pertama. tapi siapa yang tahu apakah saya akan berubah?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home